Jumat, 16 Oktober 2015

Mahar dan cincin Nikah

(Nada dering handphone....) berbunyi... ku lirik nama yang uncul pada layar HP kulihat,,, tersentak ku membacanya, "Ibu". Nama calon mertua yang ku save pada HP ku. Ada apa yah.... koq ibu telfon. Bergegas kebetulkan posisi duduk ku dan memperbaiki nada suaraku. Hummm.... ibu memintaku ke slah satu jalan yg ada di kota ku tempat berdomisili sekarang. Ku tanyakan pada beliau, ada apa, tapi beliau gk menjawab. Selesai beliau menelfon, aku pun jadi penasaran. Ku cari Hp ku yang ku simpan di dalam tas, ku cari nama calon ku, naah... dapat !!! Segera ku sms beliau, menanyakan perihal telfon ibu tadi. 
Oooo.... ternyata ada sesuatu yang ingin dibeli. Okee, i'm ready to meet tomorrow. ^-^

Esok harinya tepat tanggal 15 oktober. Aku pun bergegas mempersiapkan diriku untuk bertemu beliau. Sambil prepare pkaian yang akan aku kenakan,,, otak ini berfikir trus, apa yah kira kira yang ingin disampaikan ibu kepadaku. Tepat pukul 11 aku meninggalkan rumah, lalu menunggu angkot didepan lorong rumah. Suasana kota ramai sekali pada saat itu, kendaraan semakin tahun semakin bertambah, menjadikan jalanan kota sangat ramai. Aku terus melihat jam, waaah... sudah hampir pukul 12 dan angkot yang aku tumpangi masih berada di jalan yang masih agak jauh dari tujuanku. Humm... aduh gimana nih. Padahal kata calonku, usahakan jangan telat.  Yaaah.. mau bagaimana lagi, aku sudah berusaha. Daaaan... benar saja aku telat, telat sekitar 10 menit. Hadeuhh 😯😯😯😐😐

Bergegas aku mencari toko yang dimaksudkan oleh ibu ditelfon. Aku mencari sosok yang baru saja aku kenal, sosok seorang ibu yang baru aku lihat sekali, namun tak juga kutemukan. Aku menelpon tak jga diangkat. (Dering hp berbunyi,,, "ibu") nah,, ibu telfon... menanyakan keberadaanku, Alhamdulillah akhirnya ketemu juga. Kemudian aku pun melangkahkan kaki ku menuju ke arah ibu, deg....aku berpapasan dgn dia. Perkiraanku dia gak ikut...sempat jantung ini berdegup kencang saat berpapasan dengannya.

Deg..... ternyata ibu memintaku datang karena ingin membeli mahar untukku dan cincin pernikahan untuk kami. MasyaAllah... terharu. YaAllah,,,, apakah ini rasanya, rasa yang dulu hanya ada dalam fikiran dan khayalku ketika mendengar teman2 atau sahabat2 yang akan melangsungkan pernikahan mereka. Memilih cincin,,, sekali lagi, serasa tidak percaya dengan kondisi yang aku hadapi sekarang. Lisan tak berhenti berucap syukur. Syukur ats segala nikmat dan kemudahan serta kebahagiaan yang Allah berikan. 

Setelah lama berdiskusi tentang mahar yang akan dibeli, akhirnya pilihan tetap aku serahkan kepada ibu. Karena sekali lagi mahar adalah pemberian dari calon suami kpd seorang wanita yang akan dia nikahi. Aku serahkan semua pilihan kepada beliau. 

Serasa tidak mau berlama lama dalam kondisi kikuk seperti ini. Aku berfikir kapan ini selesai. Hehehe....
Beneran aku masih maluuuu ketika harus dekat dekat dgn dia meskipun ditemani oleh mahrom kami. Inilah bentuk penjagaan Allah. Karena walaupun kami sdh sampai ke fase ini, Allah ttp menjaga kami. Komunikasi diantara kami pun hanya sebatas jika mmg ada keperluan. Islam menjaga manusia dengan seperangkat aturannya. MASYA ALLAH.... 

Setelah selesai, aku berpamitan dengan ibu. Maaf yaahh gak sempat berpamitan dgn mu Kak. Masih maluu beneran.... 
Aku melangkahkan kaki masuk kedalam angkot sambil melambaikan tangan ke ibu. Aku pulang dgn perasaan yang bahagia pada saat itu. Alhamdulillah ala kulli hal. 

#waiting for another happy moment ^-^


Rabu, 07 Oktober 2015

Hati fikir dan lisan yang senantiasa bersyukur

Assalamu'alaikum,,, dear my blog yg senantiasa menjadi teman setia dalam suka duka, tempat ku menumpahkan isi hati dan apa yang aku fikrikan. Tentunya juga kemudian kepada Allah tempatku bersimpuh dengan segala luapan perasaan apapun yang kurasakan.

Aku suka menuliskan kumpulan kata yang kemudian tersusun menjadi kalimat penuh makna di blog ini saat malam mulai larut. Saat itu, suasana sudah sepi, sunyi, mungkin yang terdengar hanya suara hewan malam, spt jangkrik, itu pun hanya sedikit yang terdengar, mengingat lokasi tempat tinggalku di kota.

Jika hidup ingin penuh ketenangan maka bersyukurlah dalam keadaan apapun. Ingatlah bahwa selalu ada yang bersama kita kapan pun dan dimanapun. Keyakinan kepada Allah SWT akan menguatkan lahir dan bathin kita dalam mengarungi lautan hidup yang penuh dengan lika liku masalah yang ada.

Demikian juga aku, diusia yang hampir genap 27 tahun, telah banyak cerita dalam hidupku. Susah senang, suka duka, tangis dan tawa, semuanya sudah pernah aku rasakan. Ada kalanya kemudian aku sulit untuk bangkit ketika diperhadapkan dengan suatu masalah yang berat. Namun, keyakinan yg lahir dalam diri, bahwa itulah sunnatullah roda kehidupan, fase kehidupan atau episode kehidupan itu tidak selamanya mulus, tidak selamanya senang dan gembira, menjadikan diri ini kemudian bangkit kembali.

Tak terasa usia ku kini semakin bertambah, mungkin bisa dikatakan usia yang sudah matang dan dewasa. Tak terasa kemudian akhirnya aku sampai pada fase kehidupan spt sekarang. Fase kehidupan dimana aku harus belajar mandiri, tidak bergantung pada orang tua lagi. Fase dimana aku harus bijak dalam menjalani kehidupan ini. Fase dimana aku harus siap dan bertanggungjawab atas segala pilihan hidupku.

Tulisan sebelumnya, aku merasa "gelisah" karena sptnya aku menunggu lama untuk mendapatkan suatu kabar yang dalam hidupku itu akan merubah hidupku sebelumnya. Hidup yang kemudian akan kujalani bersama seorang lelaki yang insyaAllah akan menjadi pendamping hidupku, menjadi imam ku, menjadi orang yang bertanggung jawab penuh kepadaku kelak.
Dalam keadaan sperti itu, pengharapan kepada Allah menjadi satu satunya obat yang mampu membuat hati ini tenang. Pengharapan kepada dzat yang Maha Tahu segalanya tentangku.

Alhamdulillah, tak lama setelah itu, aku mendapatkan kabar bahagia tersebut. Proses kami berlanjut kearah yang benar benar serius. ALLAH SWT hanya ingin aku bersabar lebih banyak, hanya ingin aku lebih berharap kepadaNya lebih banyak. Fikirku. Dan benar saja, Allah sekali lagi maha tahu kapan menjawab do'a dan pengharapan hamba hambaNya. Ya Rabb... tak ada lagi kata selain ucap syukur, segala perasaan bahagia ini begitu indah. Terima kasih yaa Rahmaan, engkau maha pengasih dan penyayang kepada hambaMu.

Pintaku ya Raab,,,, semoga proses ini berujung indah. Penantian ini berujung indah di dermaga kebahagiaan yang selama ini ku idamkan.

IradahMu begitu indah dirasakan bagi orang orang yang senantiasa bersyukur.

#4 oktober is beautiful day
Waiting for 25 oktober ... ^-^
 
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator