Rabu, 30 September 2015

Kata seorang penulis dalam akun sosial media, Jika seseorang membuatmu menunggu maka ia mempunyai hal yang lebih penting dibandingkan dirimu. Jika difikir memang benar, karena pada dasarnya manusia akan mengerjakan hal yang dianggap lebih penting (urgent) baginya.
Menunggu.... menunggu, penantian, atau apalah namanya, kondisi inilah yang aku rasakan sekarang. Entahlah, apakah beliau punya seabrek kesibukan/amanah, sehingga dia belum mengabariku perihal waktu dia untuk menemui waliku.
Bagi seorang akhwat / wanita seperti aku, satu hal yang pasti aku butuhkan hanyalah sebuah kepastian dari seorang ikhwan. Dengan posisi kami sebagai wanita yang cenderung menunggu kedatangan seorang lelaki yang nantinya akan mejadi imam dalam bahtera kehidupan yang baru, kepastian itulah yang menjadi kabar gembira.
Menunggu, apakah ini ujian kesabaran dari Allah SWT, setelah ikhtiar yang dilakukan, sehingga sampailah pada tahap ini, lalu mengapa kemudian hingga detik ini tak ada kabar. Resah, gelisah, fikiran tak tenang, ah..... mungkin itulah gambaran perasaanku sekarang. Pengalaman sebelumnya yang membuatku trauma, menjadikan ku menjadi seorang wanita yang mudah merasa khawatir. Takut, akan kegagalan sebelumnya, akan terjadi lagi.
Kuberusaha untuk menepis semua resahku, gelisahku, dan perasaan yang tak semestinya ku fikirkan dan kurasakan. Kuingat kembali bahwa perkara jodoh Allah yang berkehendak mengatur semuanya. Manusia hanya bertugas untuk beriktiar optimal, berdo'a dengan penuh kekhusukan, dan bertawakkal dengan penuh kerendahan kepada Allah SWT.
Ini ujian, sekali lagi ini adalah ujian, fikirku... Allah mau melihat sampai dimana kesabaran ini dapat kupertahankan. Apakah aku akan lulus dalam ujian ini???. Ataukah ini adalah peringatan dariMu ya Rabb agar aku semakin bertaqarrub kepadaMu.
Sebagai insan yg insyaAllah bertaqwa kepadaMu, aku harus senantiasa berhuznuzon atas segala rencanaMu. Semua lika liku kehidupan didalamnya akan selalu ada hikmah. sebuah hikmah yang akan menjadikan manusia semakin bijak, semakin matang, semakin dewasa dalam menjalani kehidupan ini.
Jadilah seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja, tak melawan dan mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup pun harus mengerti, pemgertian yang benar. Dan bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.

Ya Rabb,,, berikanlah kemudahan, dan kabulkanlah tiap do'a. KepadaMu kami mengadu dan kepadaMu kami meminta. Engkau Maha Segalanya, tak ada yang menandingi Engkau didunia ini.

#dalam lamun dan fikir yang menembus cakrawala malam ditemani sang rembulan yang memancarkan sinar terang nan indah, kuresapi setiap makna dan nikmat hidup yang Engkau telah berikan kpdku, Maka Nikmat Tuhanmu yg mana yang kamu dustakan??"

#bersimpuh padaMu

0 komentar:

Posting Komentar

 
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator