Kata seorang penulis dalam akun sosial media, Jika seseorang membuatmu menunggu maka ia mempunyai hal yang lebih penting dibandingkan dirimu. Jika difikir memang benar, karena pada dasarnya manusia akan mengerjakan hal yang dianggap lebih penting (urgent) baginya.
Menunggu.... menunggu, penantian, atau apalah namanya, kondisi inilah yang aku rasakan sekarang. Entahlah, apakah beliau punya seabrek kesibukan/amanah, sehingga dia belum mengabariku perihal waktu dia untuk menemui waliku.
Bagi seorang akhwat / wanita seperti aku, satu hal yang pasti aku butuhkan hanyalah sebuah kepastian dari seorang ikhwan. Dengan posisi kami sebagai wanita yang cenderung menunggu kedatangan seorang lelaki yang nantinya akan mejadi imam dalam bahtera kehidupan yang baru, kepastian itulah yang menjadi kabar gembira.
Menunggu, apakah ini ujian kesabaran dari Allah SWT, setelah ikhtiar yang dilakukan, sehingga sampailah pada tahap ini, lalu mengapa kemudian hingga detik ini tak ada kabar. Resah, gelisah, fikiran tak tenang, ah..... mungkin itulah gambaran perasaanku sekarang. Pengalaman sebelumnya yang membuatku trauma, menjadikan ku menjadi seorang wanita yang mudah merasa khawatir. Takut, akan kegagalan sebelumnya, akan terjadi lagi.
Kuberusaha untuk menepis semua resahku, gelisahku, dan perasaan yang tak semestinya ku fikirkan dan kurasakan. Kuingat kembali bahwa perkara jodoh Allah yang berkehendak mengatur semuanya. Manusia hanya bertugas untuk beriktiar optimal, berdo'a dengan penuh kekhusukan, dan bertawakkal dengan penuh kerendahan kepada Allah SWT.
Ini ujian, sekali lagi ini adalah ujian, fikirku... Allah mau melihat sampai dimana kesabaran ini dapat kupertahankan. Apakah aku akan lulus dalam ujian ini???. Ataukah ini adalah peringatan dariMu ya Rabb agar aku semakin bertaqarrub kepadaMu.
Sebagai insan yg insyaAllah bertaqwa kepadaMu, aku harus senantiasa berhuznuzon atas segala rencanaMu. Semua lika liku kehidupan didalamnya akan selalu ada hikmah. sebuah hikmah yang akan menjadikan manusia semakin bijak, semakin matang, semakin dewasa dalam menjalani kehidupan ini.
Jadilah seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja, tak melawan dan mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup pun harus mengerti, pemgertian yang benar. Dan bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Ya Rabb,,, berikanlah kemudahan, dan kabulkanlah tiap do'a. KepadaMu kami mengadu dan kepadaMu kami meminta. Engkau Maha Segalanya, tak ada yang menandingi Engkau didunia ini.
#dalam lamun dan fikir yang menembus cakrawala malam ditemani sang rembulan yang memancarkan sinar terang nan indah, kuresapi setiap makna dan nikmat hidup yang Engkau telah berikan kpdku, Maka Nikmat Tuhanmu yg mana yang kamu dustakan??"
#bersimpuh padaMu
Rabu, 30 September 2015
Rabu, 16 September 2015
Bila Aku Harus Menikah
Jika saya ditanya, kapan saya akan menggenapkan separuh dien saya. Mmhh.. pertanyaan yang berat untuk saya jawab smile emotikon. Terus terang, usia saya sudah kena lampu kuning untuk ukuran standar wanita menikah. Bisa dibilang usia yang matang. Tapi tunggu dulu, usia seseorang tidak menjamin kematangan seseorang, baik cara pandang maupun pemikiran. Dan ukuran matang tidaknya seseorangpun tidak ada parameter/spesifikasi yang jelas.
Soal menggenapkan separuh dien, saya juga tahu kalo menikah itu sunnah Rosul. Tapi, menikah itu bukan hanya mempertemukan seorang lelaki dan seorang wanita saja. Menikah juga merupakan pertemuan dakwah, pertemuan yang akan meningkatkan ghirah perjuangan dan produktifitas dakwah sehingga terjadi persebaran dakwah yang lebih luas lagi. Tuh kan.. nikah itu bukan main-main ?! Ada hal yang lebih berat lagi selain kesenangan dan itu jelas-jelas akan dituntut pertanggungjawabannya dipengadilan akhir nanti.
Oke, saya akan segera menikah. Tapi calon yang seperti apa? Menurut pendapatnya Syeikh Musthafa Masyhur, Untuk membangun keluarga muslim yang dilandasi taqwa, pertama kali seorang muslim harus mencari pasangan yang baik keislamannya dan yang memahami tugas risalah hidupnya. Menjadikan pasangan hidupnya sebagai sahabat dakwah yang baik, yang selalu mengingatkan bila ia lupa, memberi dorongan dakwah dan tidak menghalanginya. Nah kan, berarti, saya harus mencari pasangan yang baik keislamannya dan memahami tugas risalah hidupnya (dengan kata lain adalah orang yang sholeh).
Soal sholeh, dulu saya menganggap, dengan sholeh saja maka sifat-sifat istimewa lainnya akan mengikuti. Ternyata tidak. Selain kriteria sholeh, kita juga harus bisa mengenali keistimewaan sang calon dimata kita. Untuk apa ? Ya.. agar hidup kita lebih berwarna dengan kehadirannya. Karena menikah bukan hanya untuk satu atau dua tahun kedepan saja, tapi bisa jadi seumur hidup kita, sepanjang nafas keluar dari ruh kita. Bisa dibayangkan, kalo ternyata sang calon tidak memiliki keistimewaan tersendiri dihati kita, bagaimana warna hidup kita kelak ?! Pucat pasi tanpa warna. Dan soal Falling in love at the first sight ?! Mmhh .. kenapa enggak ?
Begitu pula saya. Saya ingin dinikahi bukan semata-mata karena sang calon melihat kelebihan saya saja (kalau ada). Saya ingin dinikahi seseorang karena saya istimewa dimatanya, dapat membuat binar pelangi kebahagiaan yang tulus diwajahnya, serta dapat membumikan cinta kedalam hatinya. Dan dengan senyum tulusnya pula, dia mampu membuat hati saya bergetar penuh syukur keharuan akan anugerahNya.
Ya Rabbi, anugerahkanlah hamba salah seorang hambaMu yang sholeh yang dapat menjadikan hamba seorang istri yang sholehah, yang dapat menjadikan hamba ibunda dari para jundi-jundiMu, yang dapat membantu hamba menegakkan dienMu, membahagiakan kedua orang tua kami, meninggalkan dunia ini dalam keadaan khusnul khatimah, dan menjadikan hamba akhlus surga .. Amin ya Allah ya robbal alamin.
Wallahualam bish showab.
Soal menggenapkan separuh dien, saya juga tahu kalo menikah itu sunnah Rosul. Tapi, menikah itu bukan hanya mempertemukan seorang lelaki dan seorang wanita saja. Menikah juga merupakan pertemuan dakwah, pertemuan yang akan meningkatkan ghirah perjuangan dan produktifitas dakwah sehingga terjadi persebaran dakwah yang lebih luas lagi. Tuh kan.. nikah itu bukan main-main ?! Ada hal yang lebih berat lagi selain kesenangan dan itu jelas-jelas akan dituntut pertanggungjawa
Oke, saya akan segera menikah. Tapi calon yang seperti apa? Menurut pendapatnya Syeikh Musthafa Masyhur, Untuk membangun keluarga muslim yang dilandasi taqwa, pertama kali seorang muslim harus mencari pasangan yang baik keislamannya dan yang memahami tugas risalah hidupnya. Menjadikan pasangan hidupnya sebagai sahabat dakwah yang baik, yang selalu mengingatkan bila ia lupa, memberi dorongan dakwah dan tidak menghalanginya.
Soal sholeh, dulu saya menganggap, dengan sholeh saja maka sifat-sifat istimewa lainnya akan mengikuti. Ternyata tidak. Selain kriteria sholeh, kita juga harus bisa mengenali keistimewaan sang calon dimata kita. Untuk apa ? Ya.. agar hidup kita lebih berwarna dengan kehadirannya. Karena menikah bukan hanya untuk satu atau dua tahun kedepan saja, tapi bisa jadi seumur hidup kita, sepanjang nafas keluar dari ruh kita. Bisa dibayangkan, kalo ternyata sang calon tidak memiliki keistimewaan tersendiri dihati kita, bagaimana warna hidup kita kelak ?! Pucat pasi tanpa warna. Dan soal Falling in love at the first sight ?! Mmhh .. kenapa enggak ?
Begitu pula saya. Saya ingin dinikahi bukan semata-mata karena sang calon melihat kelebihan saya saja (kalau ada). Saya ingin dinikahi seseorang karena saya istimewa dimatanya, dapat membuat binar pelangi kebahagiaan yang tulus diwajahnya, serta dapat membumikan cinta kedalam hatinya. Dan dengan senyum tulusnya pula, dia mampu membuat hati saya bergetar penuh syukur keharuan akan anugerahNya.
Ya Rabbi, anugerahkanlah hamba salah seorang hambaMu yang sholeh yang dapat menjadikan hamba seorang istri yang sholehah, yang dapat menjadikan hamba ibunda dari para jundi-jundiMu, yang dapat membantu hamba menegakkan dienMu, membahagiakan kedua orang tua kami, meninggalkan dunia ini dalam keadaan khusnul khatimah, dan menjadikan hamba akhlus surga .. Amin ya Allah ya robbal alamin.
Wallahualam bish showab.
Rabu, 09 September 2015
Apakah Cintamu sudah karena Allah SWT
Memang perlu waktu untuk memahami dan mendalami makna cinta kepada dan karena Allah
Namun, ketika kau memahaminya maka tak ada seorang manusia pun lagi yang akan mampu merobek hatimu hingga hancur
Sebab cinta karena Allah adalah bukan tentang siapa yang kau ci tai dan mencintaimu, melainkan seberapa dekat dirimu dengan sang pencipta
Kedekatanmu pada Allah akan membimbingmu, kepada siapa hatimu pantas kau labuhkan
Kedekatanmu pada Allah pun akan membimbingmu, kepada siapa hatimu harus kau jauhkan
Cinta kepada Allah akan membuatmu mampu melihat dengan kedalaman hati, bahwa cinta manusia yang terbungkus kotak indah dan berpita emas sering kali hanyalah cinta yang akan membuatmu terjebak dalam kebathilan dan mengundang murkaNya
Cinta kepada dan karena Allah akan membuatmu selalu mampu bersabar dan ikhlas menerima semua ketentuanNya
Dengan kebesaran cinta Allah, kau akan sangat bahagia ketika Allah menganugrahimu seseorang yang tanpa lelah mengajakmu menuju Jannah
Dengan kebesaran cinta Allah, kau akan tetap bahagia jika Allah merenggut seseorang/sesuatu dari sisimu, karena kau paham bahwa Allah seringkali mengosongkan tangan kita hanya agar Allah dapat memberimu seseorang/sesuatu yang jauh lebih baik
Maka bersyukurlah jika kau sudah memahami semua itu
Lalu ucapkan dalam hatimu penuh keyakinan
"Ma fi qalbi Ghairullah" 3×
Lalu berbahagialah !!!
Karena kau tak akan pernah merugi jika menyandarkan semua cinta dan hidupmu kepada dan karena Allah. InsyaAllah
**************************************************************
Yaa Rabb yang maha menguasai hati hati manusia
Yaa Rahiim, yang maha memiliki cinta
Jika ku jatuh cinta maka labuhkan hati ku kepada seseorang yang juga mencintaiMu, mencintaiku karenaMu
Namun, ketika kau memahaminya maka tak ada seorang manusia pun lagi yang akan mampu merobek hatimu hingga hancur
Sebab cinta karena Allah adalah bukan tentang siapa yang kau ci tai dan mencintaimu, melainkan seberapa dekat dirimu dengan sang pencipta
Kedekatanmu pada Allah akan membimbingmu, kepada siapa hatimu pantas kau labuhkan
Kedekatanmu pada Allah pun akan membimbingmu, kepada siapa hatimu harus kau jauhkan
Cinta kepada Allah akan membuatmu mampu melihat dengan kedalaman hati, bahwa cinta manusia yang terbungkus kotak indah dan berpita emas sering kali hanyalah cinta yang akan membuatmu terjebak dalam kebathilan dan mengundang murkaNya
Cinta kepada dan karena Allah akan membuatmu selalu mampu bersabar dan ikhlas menerima semua ketentuanNya
Dengan kebesaran cinta Allah, kau akan sangat bahagia ketika Allah menganugrahimu seseorang yang tanpa lelah mengajakmu menuju Jannah
Dengan kebesaran cinta Allah, kau akan tetap bahagia jika Allah merenggut seseorang/sesuatu dari sisimu, karena kau paham bahwa Allah seringkali mengosongkan tangan kita hanya agar Allah dapat memberimu seseorang/sesuatu yang jauh lebih baik
Maka bersyukurlah jika kau sudah memahami semua itu
Lalu ucapkan dalam hatimu penuh keyakinan
"Ma fi qalbi Ghairullah" 3×
Lalu berbahagialah !!!
Karena kau tak akan pernah merugi jika menyandarkan semua cinta dan hidupmu kepada dan karena Allah. InsyaAllah
**************************************************************
Yaa Rabb yang maha menguasai hati hati manusia
Yaa Rahiim, yang maha memiliki cinta
Jika ku jatuh cinta maka labuhkan hati ku kepada seseorang yang juga mencintaiMu, mencintaiku karenaMu
Langganan:
Postingan (Atom)