Minggu, 21 Juni 2015

Memaknai kehilangan

Malam mulai menyapaku, suara hewan malam seolah menemani sepiku, udara dingin menusuk hati yang sendu, Kutatap nanar kamarku penuh layu, Hanya menyisakan suara tak menentu dari laptop yang terus menyala sejak sore tadi. Dalam keheningan itu, teringat disaat itu, disaat semuanya terasa sulit dan mnjadi akhir dri kisahku.

Aku, seorang wanita yang sangat merindukan kehadiran sosok lelaki sholeh hadir dalam kehidupanku.  Adalah seseorang yang aku yakin dapat menjadi imam dalam sholat, nafas, dan hidupku dalam fana dan abadi kelak.Sosok lelaki yang nantinya akan mengerti semua peluh dan kesah ku, sedih dan senangku, duka dan lara ku. Lelaki yang akan senantiasa membimbingku dan anak anak ku kelak menjadi pejuang islam sejati, bersinergi dalam dakwah dan kebenaran islam. Lelaki yang tidak hanya menegurku dikala khilafkau, namun juga menyayangiku sepenuh hatinya. Karena lelaki memang ditakdirkan menjadi insan yang mampu menjadi pelindung dan penasehat ulung bagi yang dipimpinnya kelak. 

Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja. Diam diam ku menaruh hati pada nya. Oh.... yaRabb apakaah ini yang dinamakan cinta. Suatu rasa yang tak lekang oleh waktu. suatu rasa yang murni fitrah dariMu sang pemilik cinta yang suci. Hari hari pun berlalu dengan kehadirannya dalam fikiranku. Dalam sujud malam ku ke merayu sang pemilik hatinya agar pada suatu saat nanti dia benar benar berjodoh dengan ku. Inikah yagn dinamakan cinta dalam diam. layaknya cinta Ali ra kepada Fatimah ra, yang bahkan syaithan pun tak mengetahui nya. Masya Allah, Maha Suci Allah yang telah menganugrahkan rasa spt ini kepada setiap makhluk bernyawa. 

Pucuk dirindu ulam pun tiba, gayung bersambut. setelah beberapa informasi akhirnya aku pun taau kalau dia mempunyai rasa yang sama. Meskipun memiliki perasaan yang sama, Namun syariat tetap membatasi. Perasaan cinta tak sepantasnya diungkapkan sebelum halal. Jadilah semua ini jelas CINTA dalam DIAM nya kami. 

Detik demi detik, menit, jam dan waktu pun berlalu. Semua perasaan indah itu menjadi biasa saja rasanya, karena syari'at membatasi. Tidak ada perasaan berlebih. Semuanya kami pasrahkan kepada Allah sang pengengggam jiwa jiwa ini.

Hingga suatu saat, dia datang menghampiriku. memberikan sebuah surat. Bagaikan petir menyambar nyambar. Adrenalin ku menyeruak tak menentu. Tak bisa kukontrol. Dalam pandngan yang kurendahkan kuterima surat itu. "apaka yang terdapat dalam surat ini, pesan apa yang akan kau sampaikan kepadaku",,, hatiku bertanya. Setelah kuterimaa surat itu, dia pun berlalu pergi, kudenganr langkaahnya yang mantap menjauhiku, hingga tak kudengar lagi langkah itu dan hilang bersamanya dinginnya malam dan gemuruhnya angin. 

Pelan... kubaca pesan dalam surat itu...

Untuk adinda Zahra...

Terima kasih untuk waktu yang berlalu
Terima kasih untuk kisah yang ada
Terima kasih kesempatan yang ada
walau ku tak tau apakaah kesempatan itu akan ada lagi diwaktu yang lain

Tiap manusia punya harapan dan cita cita dalam hidup
memetakan target dalam hidup dan berusaha untuk meraihnya
Agar`kelak masa depan ku indah dan aku bisa membahagiakan orang orang yang aku cintai dan kasihi

Pekan lalu, applying letter ku ke salah satu universitas di luar negri diterima
Sudah sejak lama aku memimpikan untuk bisa bersekolah di negri orang
menimba ilmu, dan menemui pengalaman pengalaman baru.

Aku tau ini berat
Namun aku tak mau membebani mu untuk menunggu ku lagi
Aku tidak maau dicap sebagai laki laki yang mengantungkan harapan seorang wanita tanpa kepastian yang jelas
Oleh karena itu,,,,
Biarkanlah ku menyusuri jalan baru menuju mimpi dan asa yang telah lama ku impikan.

Jangan lah kita menjadi insan yang banyak berharap kepada makhluk. Karena makhluk itu lemah punya banyak keterbatasan. Pengharapan hanyala kepada Allah.
Berharap hanya menimbulkan perasaan ingin memiliki dan sulit untuk melepaskan

Aku tak mau mengikatmu dengna ikatan apapun,
Biarlah kita masing masing dengan kehidupan kita
kelak jika memang kita berjodoh
maka Allah akan menuntun langkahku dan langkahmu untuk brtemu ditempat yang sama, pada waktu yang tepat dan dengan kemantapan hati.

Sampai bertemu diwaktu yang tak dapat kita tentukan.
bahagiaalah dengan hidupmu
Dan tetaplah semangat utk menyampikan kebenaran.

Salam ukhuwah

"Dira"

Tak terasa air mata mulai membasahi pipi. Zahra.... sadar zahra... dia itu bukan siapa siapa kamu. Dia itu hanya sosok lelaki yang engkau harapkan jdi imam mu. Benar katanya. Jangan terlalu berharap pada manusia. Tegarlah zahra....

Kuambil selimut dan kututup semua tubuhku hingga tak ada lagi yang terlihat. Perlahan ku terlelap dalam heningnyaa malam menyisakan harapan penuh hanya kpd Rabb rabbul izzati.

Kehilangan memang sulit, namun ikhlas akan memberikan ketenangan jiwa. 
















 
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator